Rabu, 11 Juni 2014

Budidaya Pisang Abaca

foto: umkmjogja.com
OmahTenun - Sobat Tenun, sebelumnya telah dibahas mengenai potensi usaha serat pisang abaca yang menggiurkan ( baca disini ) kita kami coba untuk paparkan secara ringkas budidaya pisang abaca

Tampilan fisik tanaman pisang abaca nyaris sama juga dengan pisang tipe yang lain. Cuma saja, pisang abaca lebih ramping dengan batang serta pelepah yang berwarna kecoklatan. Rata-rata tinggi pohon pisang abaca hampir enam meter.

1. Persyaratan Tumbuh
 

Iklim yang sesuai untuk tanaman Abaca yaitu tipe iklim A menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun, dan jumlah hari hujan antara 150-200 hari serta temperatur udara 20oC-31oC. Abaca dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi sampai ketinggian 1000 m dpl. Tanah yang baik yaitu tanah yang gembur, tekstur lempung berliat atau lempung berpasir dan jangan sampai ada lapisan yang padat (harpan layer).

foto: umkmjogja.com
2. Penanaman

- Pergunakan bibit unggul dari varietas unggul yang sehat dan murni.
- Jarak tanam bisa 2 x 2 m atau 3 m x 3 m, agar pertumbuhannya meninggi. Dengan tumbuh meninggi, bakal didapat batang yang cukup panjang, sampai serat yang dihasilkan juga panjang.
- Lubang tanam dibuat dengan ukuran panjang x lebar x dalam adalah (25-30 cm) x (25-30 cm) x (25-30 cm).
- Bibit berupa anakan dari tanaman yang telah berumur 2 - 2,5 tahun, dari hasil dederan tunas atau kultur jaringan.

3. Pemeliharaan
 
a) Penggemburan tanah atau penyiangan.
Pada waktu tanaman masih muda perlu dilakukan penggemburan tanah dan penyiangan gulma.
b) Secara periodik dilakukan pembuangan daun-daun yang telah mengering.
c) Pemupukan dilakukan satu kali setiap tahun pada awal musim hujan. Di perkebunan Abaca Bayulor, Banyuwangi, Dosis pupuk yang diberikan yaitu: 1 kg ZA + 1 kg Dolomit per rumpun, diberikan dalam alur di antara barisan tanaman.
 

4. Peremajaan
 
Peremajaan dilakukan pada tanaman yang berumur antara 15-20 tahun tergantung dari kondisi tanamannya. Tanaman dibongkar seluruhnya jangan sampai ada sisa-sisa bonggol ataupun anakan yang tertinggal. Kemudian dilaksanakan penanaman kembali.

5. Panen dan Penyeratan


  • Tanaman mulai dipanen setelah berumur 1 - 3 tahun. Tanda-tanda bahwa pohon sudah dapat ditebang yaitu bila sudah keluar jantung di ujung batang, jantung dan daun bendera mulai kelihatan di ujung batang. Umur panen di dataran rendah lebih cepat dibandingkan dengan di dataran tinggi.
  • Cara panen dengan memotong ujung pangkal batang di atas bonggol. Pemotongan jangan mendatar, agar tidak menjadi akumulasi air hujan yang menyebabkan busuk.
  • Pemanenan ada dua cara, yaitu tebang pilih dan tebang habis.Tebang pilih, hanya dilakukan terhadap pohon yang sudah umur panen, dan dapat diulang dengan selang waktu 1-1,5 bulan. Kelemahan cara ini adalah kemungkinan terjadi kerusakan pada tanaman lain saat penebangan berlangsung, sehingga harus hati-hati.Tebang habis biasanya membatasi tanaman sekitar 8-12 tanaman per rumpun agar tumbuh dengan subur dan sisanya dibuang. Setelah dewasa harus ditebang seluruhnya.
  • Batang kemudian dipotong-potong sepanjang 110 cm disesuaikan dengan ukuran mesin penyerat (dikortikator).
  • Potongan batang kemudian dikelupaskan menjadi lembaran-lembaran pelepah. Di beberapa negara pelepah Abaca dikelompokkan menjadi 3 yaitu pelepah bagian luar, tengah dan dalam.
  • Pelepah-pelepah daun kemudian diangkut ke mesin dekortikator, dan setelah keluar dari mesin sudah berupa serat basah. Serat ini diperas sampai keluar airnya dan siap untuk dijemur. Kapasitas mesin dekortikator (PT Bayulor) bervariasi dari 40-100 ton pelepah basah per hari. Rendemen serat berkisar antara 1,75%-2,5% dari batang basah.
Demikian sobat Tenun, baca juga artikel tentang serat Rami dan pengolahannya juga Enceng Gondok dan pengolahannya.

Semoga bermanfaat... Salam hangat dari Tim Omah Tenun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar